IDE ... dan Sparing Partner

Dari mana saya mendapatkan ide? Dari novel Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata. Jangan kaget kalau hasilnya beda jauh. Bahkan genre-nya pun tidak sama. Awalnya saya memang sudah menulis sebanyak hampir 50 halaman yang bercerita tentang masa kecil si "aku" tokoh utama novel saya. Gayanya mirip novel LP. Settingnya juga beberapa tahun ke belakang di sebuah kampung, jauh dari kota. Entah kenapa, komputer saya bermasalah. Ternyata hard diks saya rusak. Dan yang terjadi adalah ... BLASS ... seluruh file saya melayang, hilang. Mata saya basah. Marah, kecewa, frustrasi. Salah sendiri kepede-an nggak membuat back-up data.

Karena kesibukan bekerja, saya melupakan naskah itu. Saya menulis hal-hal lain, tak lagi memikirkan novel. Saya malah menghabiskan hari dengan tumpukan novel. Kebetulan saya menemukan rental buku yang asyik banget. Tapi, teman saya selalu membuat saya "iri" dengan buku-buku terbarunya. Saya pun mulai menulis. Tapi bacaan yang tahun itu hampir didominasi oleh novel metropop, harlequin, chiclit, dan hisrom, saya jadi punya ide untuk menulis novel pop.

Saya menemukan tema yang menarik. Tetapi masih punya keterkaitan dengan ide yang pertama saya tulis dan hilang itu. Sayangnya saya bingung membuat konflik yang ciamik. Lalu saya berkonsultasi dengan teman (penulis juga). Dia banayk memberi masukan. Begitulah kami bekerja sama. Dia meminta saya memberi masukan naskahnya, sebaliknya saya pun begitu.

Saat sudah mendapat beberapa halaman, konflik dan ending sudah dapat, tiba-tiba ada pengumuman lomba Menulis Novel Romance Qanita. Saya pun makin bersemangat menulis dan bertekad menyelesaikannya.
Saya dan teman saya tadi selalu mengingatkan dan saling support. Saya tahu, beginilah pentingnya sparing partner bagi penulis pemula seperti saya.
Mungkin kalian juga perlu memilikinya. :)

Komentar