Kreativitas Pengamen: Alih Profesi

Manusia saat dilahirkan disertai dengan otak untuk berpikir. Dengan otaknya, manusia bisa berkreasi hingga kadang melampaui logika pada umumnya. Film fantasi, cerita fantasi, hiburan, dan alat-alat yang menakjubkan karena fantastiknya.
Biasanya para penulis dan pekerja seni memiliki kreativitas cukup tinggi. Nah, pengamen sepertinya juga masuk kategori ini. Apa pasal?
Begini ceritanya:
Siang-siang, di tengah bulan Ramadhan, hari ke-2, terdengar suara laki-laki di depan pintu pagar.
"Nyuwun sodaqoh, Mbak."
Saya yang baru leyeh-leyeh, menikmati udara dingin dan lapar, sedikit merengut. Untunglah segera tersadar kalau ini bulan Ramadhan, harus banyak sedekah. Meniru Nabi saw. yang bersedakah di bulan Ramadhan secepat kilat.
"Ambil uang di tas Ibu," perintahku pada si kecil.
Maka selembar kertas kuulurkan dan dia segera berlari ke depan. Karena penasaran, saya intip lewat  gorden. O ... dua orang lelaki gagah dengan kaus kumal, membawa gitar kecil yang hanya tampak punggungnya sedang berjalan menjauh.
"Lho ... lho ...?" dahiku kerut merut.
"Siapa?" tanya suami yang baru usai berwudhu.
"Pengamen, sih. Tapi sekarang alih profesi jadi peminta sedekah. Lumayan, kan. Kalau ngamen belum tentu diterima. Atau paling cuma dikasih lima ratus. Kalau minta sedekah, mana ada yang tega ngasih segitu," mulutku mencerocos. "Kreatif!"
Suamiku tertawa. Menghentikan mulut nyinyirku.
Eh, lupa lagi, ini bulan puasa, kenapa ngomel, ya? Lagi pula, sedekah harus ikhlas, Bu. Ah, masih saja belajar untuk yang satu itu.

Komentar